Kamis, 14 Januari 2016

Filum Annelida

FILUM ANNELIDA
LAPORAN PRAKTIKUM AVERTEBRATA AIR















Disusun Oleh
Ahadiftita Hafsha Khairunnisa
1114111004
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012



1.    Amati sediaan di bawah mikroskop lalu gambar dan berilah keterangan pada kertas gambar ! beri keterangan dan lengkapi dengan klasifikasinya !
Tertera pada lampiran
2.    Buatlah tabel yang membandingkan ketiga kelas pada filum Annelida mengenai hal-hal berikut :
·         Permukaan tubuh
·         Alat gerak
·         Pertukaran gas
·         Rongga tubuh
·         Segmen tubuh
·         Organisasi otot
·         Distribusi dan tipe struktur sensor

No.
Perbedaan
Polychaeta
Olygochaeta
Hirudinae
1.
Permukaan Tubuh
Permukaan tubuh polychaeta terdiri dari banyak rambut/bulu/ setae dan memiliki parapodia. Permukaan luar dinding tubuh terdiri dari epitel kolumnar sederhana ditutupi oleh kutikula tipis.
Tubuhnya dilapisi kutikula dan lendir yang dihasilkan oleh kulit epidermis membantu agar terhindar  dari kekeringan. Merupakan kelas Annelida yang tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.
Hirudinea tidak memiliki parapodia maupun seta pada segmen tububhnya. Segmentasi hanya pada bagian luar tubuh sedangkan pada kelas Pada segmen di ujung posterior dan anterior terdapat alat pengisap. Alat pengisap tersebut digunakan untuk bergerak dan menempel.
2.
Alat Gerak
Masing-masing segmen pada polychaeta memiliki sepasang struktur yang mirip dayung yang disebut parapodia (hampir seperti kaki) yang berfungsi dalam lokomosi/alat gerak. Perpaduan antara parapodia, otot dinding tubuh dan cairan rongga badan dapat menghasilkan gerak. Gerak undulasi  dengan bantuan seta menyebabkan cacing dapat menjalar dan berenang dengan cepat.
Kelas olygochaeta bergerak dengan otot longitudinal dan otot sirkuler. Cacing tanah memiliki 15 sampai 200 segmen. Cacing dari kelas olygochaeta menggali tanah, yaitu dengan memakannya dan mengeluarkannya untuk kemudian terbentuknya lubang/terowongan. Hal ini dapat menyuburkan tanah.
Pada segmen di ujung posterior dan anterior terdapat alat pengisap. Kombinasi alat pengisap posterior dan anterior serta kontraksi dan relaksasi yang bergantian pada otot sirkuler dan otot longitudinal dapat menyebabkan Hirudinea dapat bergerak. Selain itu pergerakan dapar terjadi dengan cara melekukkan badan dan berenang dg cara menggelombangkan badan.
3.
Pertukaran Gas
Polychaetamemiliki parapodia yang mengandung pembuluh darah halus yang dapat berfungsi sebagai insang, dengan metamerik yang hampir sempurna, tiap ruasnya dapat mengandung insang, kecuali ujung anterior dan posterior. Beberapa jenis mengangkut oksigen dalam selom cairan yang mengisi rongga tubuh mereka.
Respirasi menggunakan permukaan kulitnya
Pernafasan dilakukan oleh permukaan tubuhnya. Namun brp jenis akuatik punya insang (Dero, Branchiura)

Respirasi kelas Hirudinae mengguna
kan anyaman kapiler dibwh epidermis. Selain itu juga bernapas dengan menggunakan
Insang : Piscicolidae



4.

Rongga Tubuh

Merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Tubuh berongga (memiliki selom) berisi cairan yang membantu pergerakan.

.

Rongga tubuh (coelom) terlihat jelas, pada jenis tertentu rongga tubuh membentuk saluran yang merupakan coelomic sinuses.
yang berfungsi sebagai pembuluh darah terutama pada jenis tertentu.

Kelas Hirudinae berbeda dengan Annelida lainnya  karena coelom tidak jelas.  Pada kebanyakan jenis Hirudinae sekat-sekat dan rongga tubuh terdesak oleh jaringan penghubung yang disebut botryoidal.
Rongga tubuh yang terdesak ini membentuk saluran yang merupakan interconnective coelomic sinuses.
Pada Rhynchobdellida coelomic sinus berfungsi sebagai pembuluh darah, seperti pada Oligochaeta.
Tetapi pada ordo lainnya susunan pembuluh darah asli (ancestral) telah menghilang dan coelomic sinus serta coelomic fluid mengalami modifikasi menjadi pembuluh darah sejati.
5.
Segmen Tubuh
Polychaeta memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Tubuh terbagi menjadi ruas-ruas (segmen) yang sama, baik di bagian dalam dan di bagian luar tubuh, kecuali saluran pencernaan dan sepanjang sumbu anterior-posterior, keadaan demikian disebut metarisma dan masing-masing ruas disebut metamere. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Tubuh terdiri tiga bagian: pra segmental, segmental & pascasegmental. Kepala di prasegmental, parapodia di segmental & pygidium di pascasegmental. Metamerisme pada umumnya sempurna, dengan tiap segmen silindris identik, kecuali bagian kepala dan ekor.
Segmen pada tubuhnya mencapai 200 segmen. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.

Metamerisme sudah sangat tereduksi: segmen-segmen ujung anterior (biasanya kecil) dan posterior (lebih besar) termodifikasi manjadi alat penghisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Jumlah segmen tetap, yaitu 34, walau lapisan cincin sekunder di luarnya (annuli) menyamarkan segmentasi primer tersebut. Clitteum dibentuk segmen-segmen IX,X atau XI.
Jumlah annuli masing-masing ruas berbeda untuk species yang berlainan, oleh sebab itu digunakan sebagai pengenal dalam identifikasi species
Tubuh lintah dapat dibagi menjadi 5 bagian:
1. Sebuah prostomium kecil dengan 4 ruas berikutnya
 membentuk kepala
2. Precitellum terdiri dari 4 buah ruas dan clitellum 3 ruas. Pada bagian midventral terdapat sebuah
gonopore jantan dan sebuah gonopore  betina.
3. Clitellum biasanya tidak jelas kecuali pada
 masa reproduktif
4. Badan yang terdiri dari 12-26 ruas, dan
 merupakan bagian tubuh yang paling
 besar
5. 6 buah ruas yang terakhir bersatu dan
 bermodifikasi menjadi alat penghisap posterior
6.
Organisasi Otot
Tubuh terdiri dari epitel kolumnar sederhana ditutupi oleh kutikula tipis. Di bawah kutikula terdapat jaringan ikat yang tipis, kemudian ada lapisan otot melingkar, otot longitudinal, dan sekitarnya peritoneum rongga tubuh. Kutikula dibangun oleh serabut kolagen yang saling berhubungan dengan ketebalan 200nm-13mm.
Organisasi otot bekerja dengan cara pergerakan silia dan otot memasukan cairan tubuh yang ditarik kecorong nefrostom masuk ke nefridium

7.
Distribusi dan Tipe Struktur Sensor
Sistem saraf nya adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Alat indera utama: mata, “nuchal organ” & statocyst. Mata berkembang baik (errantia), bintik mata/tidak ada (sedentaria). Fungsi mata: fotoreseptor.
Nuchal organ: kemoreseptor untuk mendeteksi makanan
.Sel peraba terdapat diseluruh tubuh, terutama parapodia & kepala

Cacing ini memakan organisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah. Beberapa Oligochaeta memiliki mata dan sebagian lagi hanya berupa ocelli.
Meskipun demikian, pada kulitnya terdapat fotoreseptor yang digunakan untuk
mendeteksi keberadaan cahaya, lalu menggali tanah untuk menjauhi cahaya agar tubuh
tidak mengalami kekeringan. Tubuh mereka juga memiliki kemoreseptor untuk
mengetahui keberadaan lingkungannya yang berada pada tiap ujung kulitnya.
Ruas 5 & 6 terdapat lingkar saraf ganglia: “otak”. Alat indera: mata & papilla. Mata: fotoreseptor. Papilla & sensila: tonjolan kecil pada epidermis. Fungsi: alat peraba & perasa




3.    Perhatikan sediaan Tubifex sp. Dimanakah letak clitellum nya ? apa itu clitellum dan apa pula fungsinya ?
earthworm
                                                    Gambar Sediaan Tubifex sp

Dari gambar terlihat posisi Clitellum ada di daerah dekat anterior. Clitellum adalah salah satu organ reproduksi pada cacing, yang berguna untuk memegang pasangan selama perkawinan dengan menghasilkan mukus yang lengket. Pada organ clitellum terdapat kelenjar kelamin dan berperan penting dalam sistem reproduksi. Selama melakukan kopulasi, cacing saling menempel pada bagian anterior, masing – masing kemudian mensekresi lendir dari organ clitellum, kemudian sperma akan disimpan dalam seminal receptakel. Clitellum kemudian mengsekresi tabung lendir, telur dari oviduk dan sperma dari seminal receptakel bersatu, fertilisasi terjadi di dalam kokon (Kikie, 2006 ).

4.    Perhatikan parapodia yang dimiliki Nereis sp. Dengan bantuan buku teks, gambarkan berbagai bentuk parapodia dan beri keterangan letak notopodium, neuropodium, cirrus, acicula dan lain-lain !
Parapodia:     -biramus (noto+neuropodia)-uniramus (hanya neuropodia) Notopodia terdapat di bagian dorsal, neuropodia di bagian ventral. (http://taraduliandaovie.blogspot.com/2012/06/ciri-ciridan-sifat-annelida-tubuh.html)

5.    Apakah yang anda ketahui tentang Setae ? Gambarkanlah pula macam-macam tipe setae pada Polychaeta !
Setae adalah rambut kaku yang ada di setiap parapodium dan tersusun dari kitin. Setae tidak pernah terdapat pada ruas pertama, biasanya dimulai pada ruas kedua, tiap ikat seta dapat berisi 1-20 buah setae. Setae terdiri dari notopodium, neuropodium, acicula & otot yang bekerja untuk berjalan, merangkak, bersembunyi atau berenang. Setae di betuk oleh sel ektoderm. Tiap setae terdiri atas sejumlah filamen & sel lateral. Tipe dasar setae yaitu ; Compound, Pseudocompound, Simple (http://myaluzz.wordpress.com/2010/01/16/annelida/)

6.                  6. Polychaeta dapat bermanfaat bagi budidaya perairan. Tetapi pada beberapa jenis                     bersifat merugikan. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang hal tersebut !
Penggunaan kayu yang berhubungan langsung dengan air laut atau air payau, misalnya dermaga, dapat mengalami kerusakan akibat dari binatang penggerek kayu yang biasa dikenal dengan istilah cacing laut (marine borers). Meluasnya serangan cacing kapal terjadi pada saat telur cacing menetas menjadi larva. Larva yang kecil dan halus ini berenang bebas dalam air dan permukaan kayu yang terendam. Selama cacing kapal berkembang didalam kayu, lubang kayunya hanya sedikit membesar sehingga meskipun dari luar tampak sedikit lubang, tetapi bagian dalam kayu menyerupai sarang lebah (Southwell dan Bultman, 1971).   Cacing laut atau cacing kapal memiliki deretan gigi yang halus dan ujung kepala ditutup dengan katup, memperbanyak diri dengan telur dan makanannya kayu juga plankton. acing laut merupakan salah satu organisme perusak kayu, khususnya kayu yang penggunaanya berhubungan dengan air laut seperti pelabuhan, kapal kayu.  Menurut Hochman (1987), serangan organisme perusak kayu dilaut diistilahkan dengan ‘penggerek – penggerek laut”, istilah tersebut pada umumnya telah digunakan untuk invertebrata laut yang mengebor ke dalam kayu dan oleh karena itu merusak serta objek-objek utuh lain di air laut. Dua kelompok utama yang menyerang bangunan-bangunan laut yaitu yang pertama phylum Mollusca, pada tahap-tahap larvanya, binatang itu tampaknya mirip tiram atau kerang dan mengalami metamorfosis menjadi binatang seperti cacing ketika mengebor ke dalam kayu. Marine borer hanya menyerang pada musim hujan saja. Hama ini menimbulkan kerusakan secara langsung dengan menggerek bagian kayu, dan pada tingkat kerusakan berat dapat menyebabkan lubang yang sangat dalam dan menyebabkan kerapuhan kayu.   

Penggunaan kayu yang berhubungan langsung dengan air laut atau air payau, misalnya dermaga, dapat mengalami kerusakan akibat dari binatang penggerek kayu yang biasa dikenal dengan istilah cacing laut. Lubang gerek ialah lubang-lubang pada kayu yang disebabkan oleh serangga penggerek, atau cacing-cacing laut. Lubang cacing laut ialah lubang-lubang pada kayu yang disebabkan oleh cacing-cacing laut. Umumnya penggerekan tersebut menyerang kayu yang baru ditebang. Kadangkala pada pohon yang masih tegak berdiri. Serangga ini tidak dapat hidup pada kayu gergajian yang telah dikeringkan, karena larvanya memerlukan jamur. Padahal agar jamur dapat hidup diperlukan kadar air yang cukup tinggi.
Serangan-serangan akan lebih berat pada bagian kayu yang menghadap tanah yang terlindung dari sinar matahari langsung. Sedangkan cacing laut menyerang kayu yang berada di air laut dengan meninggalkan lubang gerek. Lubang gerek mengurangi keindahan. Bila banyak menggerombol akan mempengaruhi kekuatan kayu, bahkan kayu sama sekali mungkin tidak dapat dimanfaatkan lagi. Demikian pula cacat pada lubang cacing laut (http://hutdopi08.blogspot.com/2012/09/kayu-dan-marine-borer.html)

7.    Beberapa Oligochaeta juga bermanfaat bagi budidaya perairan, tetapi beberapa jenis secara tidak langsung juga bersifat merugikan. Jelaskan tentang hal tersebut !





Tidak ada komentar:

Posting Komentar